Membuang Sampah = Memindahkan Sampah = Memindahkan Masalah
Salah satu masalah yang sering terjadi di sekeliling kita adalah masalah sampah. Betapa sampah ini menjadi sesuatu yang kadang terabaikan. Banyak pula yang memperhatikan, namun bingung bagaimana cara untuk menanganinya hingga akhirnya masalah ini tak dapat di selesaikan.
Sampah sering kali di buang dimana saja, padahal "Buanglah sampah pada tempatnya." Sudah di ketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan anak kecil pun mengetahuinya. Kemana kita membuang sampah? ke sungai? jelas-jelas akan menimbulkan masalah. Di bakar? Di bakar atau di timbun? Atau membuangnya ke tempat sampah?
Ternyata jika kita selidiki lebih jauh, kemanapun kita membuang sampah sama artinya dengan memindahkan masalah. Sampah akan menimbulkan masalah berupa: menimbulkan bau yang tidak sedap, mencemari lingkungan, merusak keindahan dan menimbulkan bibit penyakit.
Membuang sampah ke sungai, menghambat aliran sungai dan mengakibatkan banjir saat musim hujan tiba. Di bakar, di timbun atau ke tempat sampah dapat menimbulkan masalah baru. Kenapa? karena di dalam sampah mengandung racun yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit terhadap diri kita seperti turunnya daya tahan tubuh, kanker, kerusakan hati dan ginjal dan lain-lain.
Contoh zat yang terkandung di dalam sampah:
1. Logam berat seperti merkuri, timbal dan kadmium. terdapat dalam batu baterai
2. Dioksin terdapat pada PVC, kaset, bagian-bagian mobil, selang, dan ain-lain
3. polistiren (styrofoam) terdapat dalam bungkus makanan, cangkir kopi, tempat telur, dan lain-lain
Zat yang terkandung di dalam sampah akan terlepas saat sampah terurai oleh cuaca. Saat sampah di bakar, di biarkan di TPA, di kubur. Zat-zat itu akan menguap, mengkontaminasi udara, air, bahkan tanaman yang kita makan hingga meracuni tubuh kita. Mengubur, membakar dan membuang sampah sembaragan pun di larang oleh negara dalam UU. No. 18 Tahun 2008.
Lantas apa yang harus kita lakukan?
Ada dua cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah. Sebelumnya kita ketahui dulu jenis sampah. Sampah organis, sampah yang bisa dan mudah terurai. Seperti sampah dari tumbuhan, hewan, minyak bumi dan hasil tambang. Sampah Non-Organis, sampah yang sulit terurai seperti plastik, kaleng dan lain-lain.
Setelah kita mengetahui berbagai jenis sampah. Yang harus kita lakukan adalah MEMISAHKANnya, memisahkan antara sampah organis dan non-organis.
Pada sampah yang organis, kita bisa memecahkan masalah dengan mengolahnya dengan cara kompos. Kompos sangat mudah dilakukan di dalam rumah secara individu dengan Takakura. Sedangkan untuk sampah yang non-organis kita bisa menyerahkannya kepada TPA atau kepada pengelola yang kompeten. Dengan begitu, yang kita lakukan tak hanya sekedar memindahkan masalah. Tapi ikut menuntaskan masalah dan menjaga bumi ini.
Mari kita mulai dari diri kita sendiri dengan melakukan kompos untuk menjaga bumi.
Mari! Mulailah dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan masyarakat sekitar. Niscaya dengan kemauan, solialisasi intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup lebih bersih, dan kerjasama dari berbagai pihak, Insyaallah, pola hidup bersih dan kebiasaan 'memilah, mengolah dan menempatkan' sampah pada tempatnya, akan menjadi kebiasaan kita bersama. Mari selamatkan bumi kita :)
ReplyDeletepaling bete kl liat mobil dijalan buka jendela lalu pluuk buang sampah tutup kaca mobil..hedeehh..mobil bagus kelakuan gak banget deeh..hehee
ReplyDeletesiip.. nice artikel Ishaa :)
ReplyDeletedan mulai itu dari kita terlebih dahulu
ReplyDeleteurusan paling sulit neh. jakarta yg kota besar aja, pengelolaan sampah dan kesadarannya sangat minim, tapi sukurnya kalo saya di desa, biasanya, langsung dibakar kalo sampah udah menumpuk. gapapa kan.
ReplyDeletekalau bukan kita yang mengurusi sampah itu, siapa lagi :)
ReplyDeletecatatan acara waktu itu ya Isha.
ReplyDeleteSeneng banget kalau setiap orang punya kepedulian yang besar thd sampah ini. Sayangnya masyarakat kita cenderung membuang sampah seenaknya, tak peduli pada sampah akibatnya sampah menumpuk dan membuat kota menjadi penuh dg sampah
ReplyDeleteSelama ini aku hanya memilah sampah. tapi aku belum pernah membuat kompos sendiri.
ReplyDeleteSelama ini aku juga memisahkan sampah2 yang masih bisa didaur ulang atau yang "diminati" pemulung. Dengan memisahkannya, tempat sampahku tidak sampai penuh karena sudah banyak berkurang karena dibawa para pemulung itu.
susah mengorganisirkan sampah di jaman sekarang
ReplyDeletehai isha, kutu mampir lagi, udah lama gak maen kesini :D
ReplyDeletengomongin masalah sampah dan pengelolaannya memang gak ada habisnya. Semoga masing - masing individu sadar diri aja deh.
dan setuu kata isha membuang sampah = memindahkan masalah
Semua dimulai dari diri kita sendiri
ReplyDeleteAyo kita mulai semuanya dari diri kita sendiri ..
ReplyDeletesampah harus di daur ulang
ReplyDelete