Perpisahan adalah hal yang paling ingin isha hindari. Termasuk berpisah denganmu, mbak. Sampai saat ini, isha masih merasa kalau mbak masih ada di sini. Masih teringat saat mbak sakit dan isha sama sekali tak berani untuk bicara denganmu.
Teringan ucapan mama beberapa waktu lalu, "Mbak ari udah ketemu sama yang lain, sama teteh aja yang belum." Hingga akhirnya isha membatalkan tiket untuk pulang ke Bandung dan membeli tiket ke Solo. Sangat sulit membeli tiket kereta api dalam H-2. Saat meminta Anis membelikannya tapi semua tiket sudah habis. Dan saat isha membuka salah satu web, sama saja hasilnya. Tapi saat Isha refresh, ada satu tiket kosong yang mungkin itu adalah, salah satu dari harapanmu.
Pagi itu mama mengabari kalau mbak sudah tahu isha akan datang, dan meminta untuk tidak menangis saat bertemu denganmu. Esok harinya, saat isha bertemu denganmu yang berbaring di salah satu ruangan di Rumah Sakit. Kata dokter, mbak harus segera di pindahkan ke ruang ICU. Tapi, tak ada ICU yang kosong saat itu. Sehingga kami, hanya bisa menemanimu disini berharap keajaiban segera datang.
Masih teringat bagaimana mbak meneteskan air mata dan ish menghapusnya, jam-jam yang kulalui dengan melantunkan ayat suci dihadapanmu. Isha yang bahkan merasa sulit untuk beranjak dari sisimu, sulit untuk memejamkan mata saat malam sudah kian larut. Masih berharap kesembuhanmu.
Isha tahu betul bahwa Allah tidak akan memberikan ujian lebih berat dari apa yang bisa manusia tanggung. Dan saat ujian datang menjadi lebih berat, bukankah itu artinya kau telah berhasil melewati ujianmu hingga bebanmu bertambah? bukankah kau telah diberikan kepercayaan yang lebih dari sebelumnya?
Hingga sore hari itu Isha harus meninggalkan Solo dan kembali ke Jakarta. Ada perasaan berat dan sedih yang teramat mendalam. Tapi Isha harus tetap pulang. Saat besok pagi setelah beberapa jam sampai di Jakarta. Isha mendapat kabar bahwa mbak telah meninggalkan kami semua. Innalillahi wa inna ilahi raajiun.
Mbak, kami semua sayang padamu. Bahkan disaat mbak sudah pergi, isha tetap merasa mbak masih di sini. Ada banyak hal yang belum sempat kita lakukan, ada mimpi-mmpi yang masih ingin di raih. Mbak, semoga syurga menjadi balasan untukmu dari perjuangan, ketabahan dan kesabaranmu selama menghadapi penyakit. Segala ibadah dan amalmu yang membuat semua orang begitu berat kehilangan. Semoga mbak bertemu dengan Allah dan tersenyum bahagia.
Benar kata bapak, kita semua sedang berbaris, menanti giliran. Entah kapan dan dimana, kita semua tak mengetahuinya.
Ada pertemuan, ada pula perpisahan, itulah paradoks
ReplyDeleteMeski terkaadang, begitu mudah menerima pertemuan dan beitu sulit menerima perpisahan..
Deleteinnalillahi wa inna illaihi roojiuun.. semoga mbak mendapat tempat terbaik di sisi-Nya ya mba isha :')
ReplyDeleteaamiin, makasih say :)
Deletepada akhirnya satu waktu itu pun akan mendatangi kita.. semoga Allah memberi ketabahan untuk keluarga dan memberikan ampunan untuk almarhum.. :)
ReplyDeleteaamiin, terima kasih :)
DeleteSi Mbak, yang fotonya di bawah ya..? Smg beliau tenang disana. Amin.
ReplyDeleteiya, yang fotonya di bawah sama diatas sebelah kanan.. aamiin
Deletemenyentuh ceritanya Very touching
ReplyDeletesemoga tempat terbaik di sisi alloh swt. :)
ReplyDeleteaamiin
Deletetetep semangat mbak :)
Deleteinnalilahi wainalilahi rojiun...Almarhumah mba ari sepertinya emang nunggu kedatangan mba isha untuk perpisahan..yang penting sudah ada usaha... takdir lah yg menjawab.
ReplyDeleteSaya Turut berduka...
sepertinya begitu, dari sebelum koma nanyain terus :(
DeleteAda pertemuan pasti ada perpisahan, tapi kenapa ya manusia selalu tidak ingin melewati perpisahan x_x
ReplyDeletekarena rasanya menyakitkan :(
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBegitulah kehidupan mba, apa yang telah dititipkan oleh Allah, suatu saat akan diambil entah kita siap atau tidak. Semoga mba dan keluarga diberikan kesabaran hadapi ini semua.
ReplyDeleteTurut berduka cita ya, Isha. Semoga Mbakmu mendapat tempat di sisi Allah. Aamiin
ReplyDeletekita memang gak pernah tahu kapan kematian akan menjemput.....semoga khusnul khatimah amiiin
ReplyDeleteInnalillahi wa innaillaihi rojiuun.. turut berduka ya Isha.. semoga mbaknya mendapat tempat yang indah di sisi Allah...
ReplyDeleteINNALILLAHI WAINNAILAIHI RAJIUN..
ReplyDeleteCerita mbak mengingatkan saya dengan almarhum adik saya yang setahun lalu menghadap ke pencipta lebih dahulu, adikku yang masih suci, begitu baik dan menggemaskan.
Benar kata mbak, kita semua hanya menunggu giliran. Semoga Allah menjadikan kita yang masih di dunia memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya dan kembali dalam keadaan suci, taqwa, dan iman yang terbaik.
Blognya sudah saya follow, semoga berkenan followback ya :D
ReplyDeleteInnalillahi wa inna ilaihi raji'un. Mudah2an Allah menghapuskan semua dosa dan menerima semua amal baiknya, aamiin. Sedih bacanya..
ReplyDeleteIn Shaa Allah husnul khatimah ya, Mbak.. Aamiiiin..
ReplyDeleteinnalillahi wa innailaihi rojiuun
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi rajiun..
ReplyDeleteSemoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT
Aminn
Keep strong :')
Innalillahi waiina illaihi rajii'un, turut berduka cita mbak,
ReplyDeletesmoga ditempatkan ditempat yang layak di sisi Allah, aamiin..
Innalillahi wainnailaihi raji;un.. Turut berduka cita ya Mbak. Setiap kisah duka seperti ini akan selalu mengingatkan kita pada kematian dan bekal untuk di akhirat nanti. :')
ReplyDeleteInnalillahi waiina illaihi rajii'un, turut berduka mba
ReplyDeletesetiap pertemuan pasti akan ada perpisahan
turut berduka cita
ReplyDeleteInnalillahi waiina illaihi rajii'un
ReplyDeleteturut berduka cita mbak mudah2an Allah menghapuskan semua dosa dan menerima semua amal baiknya, aamiin.
semoga beliau mendapatkan tempat yang layak di sisi Nya ya,,
ReplyDeleteyang baik pasti dipanggil oleh Allah duluan :)