Jadi netizen MPR

Untuk kedua kalinya, sha mengikuti acara yang diadakan oleh MPR. Dulu, sha pernah cerita tentang empat pilar. Nah, yang kedua ini lebih spesial karena acara Gathering Netizen MPR dan BloggerBDG ini di hadiri langsung oleh bapak Ketua MPR RI (H.C) Zulkifli Hasan, S.E., M.M. 

Meski dihadiri langsung oleh ketua MPR RI. Acaranya berlangsung santai dan seru! Diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan kita. Lalu pak Zulkifli Hasan langsung berbicara dan mempersilahkan kita para netizen yang terdiri dari berbagai kalangan: Blogger, wartawan, penggiat media sosial untuk menyampaikan aspirasi berupa pendapat, pertanyaan atau hal-hal yang ingin di ketahui seputar MPR.

Beberapa pertanyaan yang menarik perhatian sha yang sempat di tanyakan oleh para netizen berupa kelangkaan gas LPG 3 Kg yang belakangan terjadi. Pajak penulis yang sedang booming, pengangguran dan lowongan pekerjaan, sampah hingga MPR yang rasanya jauh banget untuk masyarakat.

Sejatinya, MPR dekat dengan rakyat dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia. 

Jika menilik ke belakang, Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Contoh kecilnya saja dalam menyampaikan aspirasi, bebasnya berpolitik, berkumpul dan berpendapat. Berbeda dengan jaman dahulu di masa pemerintahan bapak Soeharto.

Satu poin penting yang kita sadar dan kita tahu namun sering terabaikan adalah Indonesia adalah milik kita. Yang menjalankan negara ini bukan hanya pejabat dan pemerintahannya saja. Tapi juga Kita. Kita sebagai warga negara Indonesia. 

Ingin Indonesia bebas sampah? Mulailah dari diri kita sendiri untuk menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Bagaimana tentang pajak penulis? Sedang diusahakan dan diperjuangkan. Tak hanya penulis, tapi juga pencipta lagu, dan lain-lain. Bagaimana agar usaha mereka di hargai? Mulailah dari diri kita dengan membeli karya asli bukan bajakan.

Tentang pengangguran dan lowongan pekerjaan. Sejujurnya, lowongan pekerjaan itu banyak sekali. Namun, apakah diri kita sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan? Jika ada perusahaan asing yang membuka pabrik/lahan pekerjaan di Indonesia, seperti kasus banyaknya tenaga kerja buruh yang masuk ke Indonesia. Pemerintah sudah menerapkan aturan untuk mempekerjaan masyarakat Indonesia. Kecuali jika ahli/tenaga pekerjaan tersebut tidak dimiliki.

Dengan berkembangnya Informasi digital, kita selaku netizen harus mampu menyebarkan aura positif di tengah-tengah hoax yang tersebar. Arus dunia digital yang mau tak mau mempengaruhi keseharian kita. Kita sebagai penerus bangsa agar tetap memiliki Identitas diri: Identitas suku dan latar belakagnya, Identitas nasional dan identitas sebagai warga dunia.

Kita juga harus mengerti tentang diri kita sendiri. Darimana kita berasal, darimana negeri kita, dan memiliki ilmu. Yang artinya, kita faham siapa diri kita. Bukan terbawa arus tapi kita yang memberikan arus positif dan menunjukkan siapa diri kita dengan ilmu yang kita punya.

Sebagai masukan untuk MPR kedepan, sha harap MPR bisa memangkas jarak antara masyarakat dengan pejabat. Segala keperluan birokrasi yang njelimet. Sha berharap MPR juga bisa mempengaruhi media-media digital untuk tetap menyebarkan hal-hal positif hingga Indonesia tetap berpancasila. Kurang-kurangilah itu berita kriminal, pembunuhan dst di TV/internet. Lambat laun hal itu bisa jadi contoh untuk generasi selanjutnya. Banyak-banyakin berita prestasi. Juga buatlah undang-undang yang melindungi kami pengguna dan penggiat dunia digital.