Pernah
ngalamin tinggal di asrama? Sekarang Isha lagi ngalamin. Tinggal di sebuah
asrama di kota Tasikmalaya. Satu kota yang terhalang oleh Garut dari rumah asal
isha di Bandung.
Awalnya,
tak pernah terpikir untuk tinggal di kota ini. Bahkan sebersit saja tidak
pernah ada. Tapi Allah selalu punya rencana lain di balik ketidakmampuan
manusia. Akhirnya, setelah lulus SMA isha di takdirkan untuk kuliah di
Tasikmalaya jurusan kebidanan. Banyak orang yang bertanya “Di Bandung juga kan
banyak?” aau orang yang terheran-heran karena ada yang dari kota bandung malah
kuliah di tasikmalaya. Tapi itu bukan suatu masalah yang harus isha pikirkan.
Tinggal
di asrama? Adalah satu hal yang mungkin tidak terbayang bagi sebagian orang
yang tidak mengalaminya. Tapi, asli. Tinggal di asrama itu sebagai awal
permulaan kita untuk hidup di masyarakat nanti. Yang isha rasakan setelah
tinggal di asrama, kita bisa mengenal berbagai macam karakter manusia. setiap
orang memiliki karakter yang berbeda dan unik! Kita melatih diri sendiri untuk
bisa beradaptasi dan memahami setiap karakter individu.
Di asrama,
kita memiliki banyak teman. Banyak candaan lucu,banyak hal-hal yang
menyenangkan yang bisa kita lakukan bersama-sama. Bahagia :)
Di
asrama, kita tinggal jauh dari orang tua, semakin terasa besar pengorbanan
mereka. Arti mereka dalam kehidupan yang kita jalani. Teringat semua itu,
menjadikan isha rajin belajar. Apalagi di tambah dengan menempelkan foto isha
dengan kedua orang tua. Membuat setiap saat yang isha jalani harus di lalui
dengan bersungguh-sungguh. Terkadang, rasanya ingin menangis. Isha bersyukur,
di dunia ini. Di berikan dua orang manusia yang begitu sangat menyayangi dan
berkorban apapun buat isha. Allah maha baik, menghadirkan kedua orang tua yang
saling menyayangi juga mencintai anaknya. Mereka motivasi terbesar dalam
hidupku. Bahkan, saat banya masalah dan cobaan yang mendera di asrama dan
perkuliahan. Mereka lah alasan isha bertahan. Isha tak ingin mengecewaan
mereka.
Dan
yang paling menyebalkan saat di asrama itu, saat kita gak punya uang! Huhuu di
asrama kita makan pakai uang sendiri. awalnya sih, isha bawa teko listrik ke
asrama. Jadi, sering masak mie, nyeblak, atau masak yang lainnya. Tapi
ternyata, di asrama gak boleh bawa peralatan masak. Jadi tekonya kena razia. Hahaha
sangat menyengsarakan, karena setiap makan kita harus beli dan mengeluarkan
uang. Tapi, temenku ngambil lagi teko listriknya dan d sembunyikan. Hihihii
karena memang, namanya mahasiswi dompet nya sesuai dengan pemberian orang tua.
hehehe
Ini maksudnya "Oh, My Good" atau "Oh, My God"?
ReplyDeleteMakasih udah ikutan GA-nya :)
hehe, salah ketik. ngelamun mbak :P
DeleteTinggal di Asrama memang punya kemiripan dengan kosan. Jaman saya kuliah era taon 90 an juga mengalaminya. Walau bukan secara khusus ASRAMA, namun rumah kami adalah rumah bersama dimana di dalam nya juga banyak individu dari daerah yang berbeda beda.
ReplyDeletewah, serukan om.. dulu kuliahnya dimanaa? :D
DeleteAsrama...oh, may good
ReplyDeletekalau aku mah di kontrakan...hehe
sukses ya GA-nya :)
kontrakan juga gak jaug beda ya? hihi
Deleteaamiin. makasih ya ^^
Wah keren kamu bisa adaptasi di asrama :-)
ReplyDeleteSalam knal yaaa.
iya,alhamdulillah teh.salam kenal juga yaa :)
Delete