Di sebuah kampung di maluku
sana, penduduknya beragama non muslim. Memiliki sebuah mata air. Mata
air tersebut tidak pernah mengeluarkan air jika yang akan mengambilnya
adalah penduduk setempat. Dan jika seorang muslim yang datang ke kampung
tersebut maka mata air akan mengeluarkan airnya. Maka dinamakan mata
air muslim di kampung non muslim.
Saat
ada rusuh dan perang karena agama. Seorang pria berlari dan sembunyi di
perkampungan muslim. Hingga semua hiruk pikuk itu selesai.
Ada
seorang anak TK yang menggambar, sebuah burung garuda milik negara
kita. Namun burung tersebut, sayapnya patah. Sang anak membuat untaian
jahitan untuk kembali merapatkan sayap garuda.
Tiga kisah berbeda diatas adalah penggalan cerita yang sha ingat saat menghadiri acara Netizen Bandung ngobrol bareng MPR RI di Novotel Bandung, Sabtu 20 Mei 2017 lalu. Awalnya sha pikir acara hari itu akan menjadi acara yang cukup berat mengingat yang di bahas adalah empat pilar.
Empat pilar MPR yang merupakan pegangan negara kita. Apa saja empat pilar itu? jelas kita semua pasti sudah tahu jawabannya. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), Undang Undang Dasar (UUD) 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.
Empat pilar ini dibahas oleh Mas Andri kepala bagian Pengolahan data dan sistem informasi MPR RI, Bang Aswi Ketua Komunitas Blogger Bandung, Ibu Titi kepala humas MPR RI, Ibu Raras kepala bagian Pemberitaan serta Bapak Ma'ruf Cahyono Sekertaris Jenderal MPR RI.
Tanpa banyak orang sadari bahwa sesungguhnya empat pilar ini sangat dekat dengan kita, dengan keseharian kita. Hanya menuliskan kata aku cinta indonesia di status kita, itu sudah menunjukan kita mengamalkan empat pilar. Empat pilar yang menaungi kita masyarakat Indonesia dari sabang sampai merauke yang berbeda suku, budaya bahkan agama.
Kita sebagai netizen yang harus crosscheck informasi apakah berita yang kita sampaikan adalah fakta dan bukan hoax, tidak mengandung unsur buruk yang dapat menyebabkan perpecahan. Tidak boleh menghakimi sendiri, ada hukum yang berlaku. Segala sesuatu dalam bermasyarakat sudah tercantum dalam empat pilar.
Kita boleh berbeda suku, budaya bahkan agama. Namun kebaikan tetaplah kebaikan. Semua pihak mengatakan bahwa jujur adalah hal baik dan bohong adalah hal buruk. Seperti jumat siang saat sha berjumpa seorang pemuda di pinggir jalan yang pulang dari shalat jumatnya, Ia berjalan ketengah, berbungkuk dan mengambil sebuah batu yang berada disana. Mencintai Indonesia adalah semudah itu bukan? semudah tersenyum manis saat tak sengaja beradu pandang dengan orang yang gak kenal di jalan. Eh, ini mah tebar pesona ahaha 😁😁
disadari tanpa disadari, foto ini melambangkan empat pilar :) |
Semudah itu , ya Sha
ReplyDeleteeh, teh uwieen. janten isiin
Deleteberarti rencana buka bersama di grup itu termasuk nggak sesuai empat pilar ya? soalnya pasti hoax.
ReplyDeleteOmdo ahahaha
Deleteempat pilar yang seharus ada dalam keseharian kita
ReplyDeleteiya sebaiknya menulis sesuatu yang menyatukan bukan untuk memecah belah
selamat menyambut bulan Ramadhan ya smg ibadah kita lancar
selamat menyambut ramadhan juga mbak maya :)
DeleteEmpat pilar yang seharusnya ada dalam keseharian kita. Kita ga bisa mengontrol orang lain. Tapi yang penting kita berusaha untuk tidak ikut terjebak berada di luar 4 pilar itu.
ReplyDeleteiya, setuju mbak dian :)
DeleteSaya malahan nggak hafal 4 pilar itu buat saya sih yang penting indonesia Damai
ReplyDeletemasa sih ga hafal? kan ada di pelajaran sd.. heehe
Delete