ASFIKSIA
WHO (1995) : 3% dari 120 jt BBL mengalami asfiksia dan 1
juta diantaranya kemudian meninggal
Indonesia : 47% kematian bayi terjadi pada masa neonatal,
penyebabnya :
- BBLR 29%
- Asfiksia 27%
- Trauma lahir
- Tetanus neonatorum
- Infeksi lain
- Kelainan kongenital
BATASAN
Asfiksia : Keadaan BBL tidak bernafas secara spontan dan
teratur Hipoksia, hiperkarbia, asidosis
KLASIFIKASI
- Tanpa asfiksia : Nilai APGAR 8-10
- Asfiksia ringan-sedang : Nilai APGAR 4-7
- Asfiksia berat : Nilai APGAR 0-3
PENYEBAB
- Keadaan Ibu
- Keadaan Tali pusat
- Keadaan Bayi
KEADAAN IBU
Keadaan yang menyebabkan aliran darah ke plasenta berkurang => Oksigen ke janin berkurang => gawat janin => asfiksia pada BBL
Keadaan tsb al :
- Preeklampsi/Eklampsi
- Perdarahan abnormal
- Partus lama / macet
- Demam selama persalinan
- Infeksi berat
- Serotinus
Keadaan tali pusat
Keadaan yang menyebabkan aliran darah ke bayi berkurang => Oksigen ke janin berkurang => gawat janin => asfiksia pada BBL
Keadaan tsb al :
- Lilitan tali pusat
- Tali pusat pendek
- Simpul tali pusat
- Prolapsus tali pusat
Keadaan bayi
Keadaan dimana bayi akan mengalami asfiksia
Keadaan tsb al :
- Prematur
- Persalinan Sulit (sungsang, kembar, distosia bahu, VE, forcep)
- Kelainan Kongenital
- Air Ketuban Bercampur meconium
GAWAT JANIN
Sebagai akibat dari bayi kekurangan oksigen
Ciri-ciri :
- BJA 120 > x > 160
- Gerakan janin berkurang
- Ketuban bercampur mekonium
- Penanganan :
- Berikan O2 pada Ibu
PATOFISIOLOGI
- Asfiksia => Redistribusi
aliran darah ke jantung, otak dan adrenal agar kebutuhan O2 dan substrat
terhadap organ vital tsb. terpenuhi, melalui :
- Mekanisme hipoksia / hiperkarbia
- Aktivitas simpatis yang meningkat
- Kemoreseptor, terjadi pelepasan vasopresin arginin
- Aliran darah ke otak lebih
banyak ke batang otak daripada ke serebrum (korteks) => focus injury di
kolateral korteks (parasagital watershed area).
- Redistribusi darah ke otak
dan jantung => ischemic injury pada tubulus ginjal proksimal => nekrosis epitel
tubulus => GGA
- Asfiksia berlanjut, terjadi :
- Perangsangan kemoreseptor melalui regulasi n. vagus => bradikardia
- Kegagalan autoregulasi aliran darah ke otak dan jantung => tekanan darah dan curah jantung menurun
KRITERIA DIAGNOSIS
Sesuai dengan batasan dan
klasifikasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
- Darah : Analisis gas, elektrolit, glukosa (dekstrostiks)
- Radiologi : Foto toraks, USG, CT scan kepala
PENYULIT
- Hipoksia, edema dan nekrosis serebral
- Perdarahan intra ventrikular
- Shock lung dan/atau sindroma distres pernafasan, perdarahan paru
- KID
- Perforasi usus
- EKN
- Perdarahan adrenal
- Bangkitan
- Gagal ginjal
- Gagal jantung
- Hipertensi pulmonal
- Gangguan metabolik
- Hipoglikemia
- Hiperglikemia
- Hipokalsemia Hiponatremia
- Asidosis metabolik
TERAPI
- Resusitasi efektif
SKOR APGAR
- Dinilai pada 1 dan 5 menit
- Bila skor < 7, penilaian dilanjutkan pada 10, 15 dan 20 menit
- Penyesuaian tahap dan intensitas upaya resusitasi harus terus dilakukan berdasar perubahan nilai APGAR.
Post a Comment