E/ : Neisseria gonorrhoeae
bakteri diplokokkus gram negatif
- dapat ditemukan pada urethra, serviks, anusa dan naso faring
- epitel kolumnar dan epitel pada zona transisional di saluran genital merupakan tempat invasi ke dalam tubuh
- dapat menyebar ke saluran genital atas
- 20-40 % penderita GO disertai infeksi klamidia
A. Gejala
- gejala awal : kebanyakan tidak punya keluhan, lekore, polakisuri, rectal discomfort, inkubasi 3-5 hari
- lekore
- bartholinitis, biasanya unilateral
- inflamasi anorektal, keluar sekret dari anus disertai perasaan gatal
B.Pemeriksaan Laboratorium
- pemeriksaan bakteriologis sangat membantu untuk menegakkan diagnosis gonore
- sering disertai infeksi menular seksual lainnya sehingga harus dilakukan pemeriksaan infeksi lainnya : klamidia dan sifilis
penyulit :
- salpingitis
- abses pelvis
- infeksi sistemik
pencegahan :
- penapisan dan terapi pada penderita infeksi asimtomatik
- penapisan infeksi pada golongan resiko
- pemakaian kondom
- terapi terhadap pasangan seksual penderita
terapi :
- karena kemungkinan adanya infeksi campuran maka terapi selain ditujukan untuk gonore juga unuk klamidia
A. Infeksi tanpa komplikasi
- seftriakson 125 mg Im + doksisiklon 2x100 mg selama 7 hari
- sefiksim 0.4 ,g PO dosis tunggal + dosisiklin 2x100 mg selama 7 hari
- ofloksasin 0.4 ,g + dosisiklin 2x100 mg selama 7 hari
- bila tidak tahan tetrasiklin dapat di ganti dengan eritromisin 4x500 mg selama 7 hari
Infeksi Sistemik
- harus dirawat
- dapat mengenai jantung atau dapat terjadi meningitis
- seftriakson 1 gr iv tiap 24 jam
- sefotaksim 1 gr tiap 8 jam
- spektinomisin 2 gr im tiap 12 jam
- semua terapi harus diberikan selama 7 hari
prognosisi
- penderita yang dapat segera diterapi mempunyai prognosis yang baik
- infertilitas merupakan sekuele infeksi gonore
2. Sifilis (lues)
- E/ : Treponema pallidum
- dapat menyebar dengan cara kontak langsung dengan lesi terinkesi
- dapat menembus mukosa yang utuh kemudian menyebar ke dalam tubuh
- ulkus akan terbentuk 10-90 hari setelah invasi
- ulkus akan bertahan 1-5 minggu
- tes serologi mulai positif 1-4 minggu setelah ulkus hilang
- 2-6 minggu setelah lesi primer hilang kemudian timbul erupsi kulit generalisata
- lesi kulit akan hilang 2-6 minggu
- sepertiga penderita yang tidak diterapi akan berlanjut menjadi sifilis tersier yang ditandai dengan gumma dikulit dan tulang, aneurisma aorta, meningitid tabes dorsalis, paresis
Sifilis Primer
- ulkus yang tidak nyeri di vulva, vagina, serviks, anus atau di bibir
- limfadenopati regional tanpa nyeri
- ditemukannya kuman sifilis dengan bantuan mikroskop medan gelap
- tes serologi positif
sifilis sekunder
- papula skuamosa ekstragenital yang bilateral
- kandiloma lata
- pada pemeriksaan mikroskop medan gelap, positif pada tiap lesi
- tes serologi positif
- limfadenopati
sifilis kongenital
- riwayat sifilis maternal
- tes serologi positif
- stigmata sifilis kongenital (hepatosplenomegali, anemia, ikterus, perubahan bentuk tulang)
- lahir mati
- prematur
- plasenta yang besar
sifilis laten
- riwayat tes serologi positif
- ditemukan tanda-tanda bekas infeksi sifilis
- lesi tidak ditemukan
- tes serologi selalu positif, titer kemungkinan rendah
pemeriksaan laboratorium
1. tes serologi
2. identifikasi adanya treponema pallidum dengan mikroskop medan gelap
pencegahan
terapi sifilis primer
terapi sifilis laten
Herpes Simpleks
gejala prodormal
kemungkinan penyebab infeksi rekuren
tes laboratorium
terapi
obat antivirus
Infeksi Klamidia
gejala yang dapat ditemukan
laboratorium
penyulit
terapi
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
patogenesis
1. tes serologi
- VDRL + 3-6 minggu setelah invasi kuman atau 2-3 minggu setelah lesi primer
- FTA-ABS
- MHA-TP
2. identifikasi adanya treponema pallidum dengan mikroskop medan gelap
pencegahan
- bila dicurigai terpapar sebaiknya segera diberikan terapi sebelum tes serologi menjadi positif
- tes serologi untuk wanita hamil yang beresiko
- pemakaian kondom
terapi sifilis primer
- benzatin penisilin G2,4 juta unit IM dosis tunggal
- tetrasiklin hidroklorid 4x500 mg selama 14 hari
- dosisiklin 2x100 mg po selama 14 hari
- eritromisin 4x500 mg selama 15 hari
terapi sifilis laten
- benzatin penisilin G2,4 juta unit IM 3 minggu berturut-turut
- tetrasiklin atau doksisiklin dengan dosis seperti sifilis primer
Herpes Simpleks
- 85 % herpes disebabkan tipe 2
- virus DA
- tipe 2 sering menyebabkan rekurensi dibandingkan tipe 1
- penularan dapat melalui hubungan seks atau pada bayi saat persalinan
- masa inkubasi selama 2-7 hari
gejala prodormal
- gatal kemudian lesi berupa erupsi vesikuler
- vesikula akan menyebar secara cepat ke seluruh daerah vulva dan dapat menjadi ulkus yag nyeri
- disuri
- adenopati inguinal bilateral
- demam
- malaise
- sekret yang encer dari vulva atau vagina
- lesi bertahan sampai 6 minggu kemudian menhilang tanpa jaringan parut
- antibodi terbentuk setelah 3 minggu infeksi
- rekurensi terjadi 6 bulan setelah infeksi pertama
- ulkus yang terjadi pada infeksi rekuren lebih kecil dari infeksi pertama
kemungkinan penyebab infeksi rekuren
- senggama yang sering
- pemakaian obat imunosupresi
- demam
- menstruasi
- stress emosional
tes laboratorium
- kenaikan 4x titer antibodi mencurigakan adanya infeksi primer
- pada infeksi rekuren kenaikan titer antibodi mencapai 4x lipat
terapi
- bersifat simptomatik
- kebersihan
- pakaian dalam yang longgar
- analgetik oral
- pemberian obat antivirus topikal
- obat antivirus
obat antivirus
- asiklovir 3x400 mg
- famsiklovir 3x250 mg
- valasiklovir 2x1000 mg
Infeksi Klamidia
- E/ : klamidia trakomatis
- merupakan infeksi seksual yang umum terjadi
- biasanya bersifat asimptomatik
gejala yang dapat ditemukan
- servisitis mukopurulen
- salpingitis
- sindroma uretra
- limpogranuloma venetrum
laboratorium
- kultur mikroorganisme dengan kultur jaringan
- tes serologi
- polymerase chain reaction (PCR)
- DNA klamidia
penyulit
- salpingitis
- infertilitas
- abortus
- penyebaran infeksi ke bayi saat persalinan
- persalinan prematur
- endometritis postpartum
terapi
- tetrasiklin 4x500 mg selama 7 hari
- doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari
- eritromisin 4x500 mg selama 7 hari
- ofloksasin 2x300 mg selama 7 hari
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
- pertama kali dilaporkan tahun 1981
- HIV 1 dan HIV 2 adalah penyebab AIDS
- kebanyakan disebabkan HIV 1
- HIV 2 endemis di afrika barat
- orang dengan HIV/AIDS mudah terserang penyakit tertentu misal pneumoni, TBC, diare
- penderita AIDS sering meninggal karena tidak dapat mengadakan perlawanan terhadap penyakit tertentu
- seseorang dapat mengidap HIV untuk beberapa tahun sebelum gejala timbul
- PMS lainnya meningkatan kemungkinan seseorang yang tertular HIV atau menularkannya kepada orang lain
patogenesis
- ditemukan immuno-supresi (penurunan kekebalan) t.u mediator imunitas seluler sehingga terjadi peningkatan berbagai infeksi dan neoplasma
- T limfosit dapat dideteksi secara fenotipe manggunakan CD4 antigen permukaan
- CD4 sebagai resptor virus
- DNA virus masuk k DNA sel kemudian terjadi infeksi yang menyebabkan penurunan sel T
- monosit makroffag juga dapat terinfeksi dan bila menyerang otak dapat menyebabkan neuro-psikiatri
- orang dengan HIV(+) meningkatkan insidiensi sarkoma kaposi, limfoma sel B dan non Hodgin serta beberapa karsinoma lainnys
gejala klinik
- masa inkubasi yang pasti tidak diketahui tapi umumnya 2-3 bulan
- waktu rata-rata untuk timbulnya gangguan imunitas kurang lebih 10 tahun
- bila infeksi dikaitkan dengan beberapa penyakit indikator maka diagnosis AIDS dapat ditegakkan
- beberapa infeksi yang termasuk indikator diagnosis : kandidiasis pulmonal atau esopagus, herpes simpleks persisten, TBC, CMV (sitomegalovirus), pneumositis toksoplasmosis, kanker serviks dll
- kadar CD4 <200/ul dapat dipertimbangkan untuk diagnosis AIDS pada individu dengan HIV (+)
Serologis
- elisa (snzim linked immuno sorbent assays) dipakai untuk uji antibodi HIV
- sensiitivitas uji elisa kurang lebih 99,5%
- bila uji elisa(+) maka masih perlu dilakukan konfirmasi dengan uji suplementasi lain mis : western blot atau immuno fluorescence assay
penapisan
- wanita pekerja seks
- wanita yang pernah berhubungan seks dengan pengidap HIV
- wanita yang tinggal di daerah endemis HIV
- pekerjaan yang mempunyai resiko terkena HIV
- permintaan sendiri
Post a Comment