Bertemu Arjuna di Banjarnegara

Kabut menyapa tipis-tipis. Kami berjalan diiringi wangi bunga berwarna kuning. Yang konon katanya, jika menghirup wangi dari bunga terompet ini secara langsung, menimbulkan efek memabukkan.

Begitu bertemu, Candi Arjuna langsung merebut perhatian para blogger. Mungkin, karena memang begitu karismanya? Tour guide kami sempat sedikit merasa kecewa dan meminta kami untuk berkumpul kembali, mendengarkan penjelasan seorang Arkeolog yang berada di sampingnya.

Lalu, Arkeolog menjelaskan tentang asal muasal candi Arjuna, yang katanya merupakan salah satu candi tertua di Indonesia. Menjelaskan bagaimana perbedaan antara candi Hindu dan Budha. Bagaimana ujung candi tersebut beserta ornamen-ornamennya. Menyebutkan banyak kosakata yang asing di telinga. Sha mungkin terlalu banyak menyerap informasi hari itu, terlalu lelah dan hanya ingin bermain.

So, just playing and taking a lot of selfie!

Gak sampe 20 menit pertemuan kami dengan Arjuna. Tapi hey! kita semua bahagia dan ngerasa kalo kunjungannya bentar banget. Dari sini sih, yang tadinya malu-malu sama blogger lain jadi deket dan kenal. Haha

Totalnya, di sini ada lima candi dengan empat candi utama. Ada sebuah pendopo di kelilingi bongkahan-bongkahan candi (iya, sha lupa nama tempatnya apa). Dan di dalam candi, pas sha masuk. Gak ada arca nya. Candi-candi di sini masih digunakan untuk ibadah. Dan ternyata, kata Arkeolognya tadi. Di kawasan sini terdapat banyak sekali candi. Bahkan yang belum di gali atau tidak di gali karena lahannya dijadikan kawasan pertanian.

Abis itu, kita ke hotel. Sekamar dengan mereka. Di ajakin jajan In**mie. Kenapa gak beli mie ongklok aja, padahal cuma ada di dieng? karena biar suatu hari bisa ke sini lagi buat jajan mie ongklok. Juga, pengen liat DCF alias Dieng Culture Festival dimana anak-anak gimbal potong rambut.

Dan, terima kasih buat mereka yang udah ngajarin sha main kartu selain solitaire! Malam yang menyenangkan 😊